Farrel Taraka Putra Siswa Asal Jawa Tengah Terpilih sebagai Pemain Terbaik GSI 2023
Farrel Taraka Putra Siswa Asal Jawa Tengah Terpilih sebagai Pemain Terbaik Gala Siswa Indonesia (GSI) Tahun 2023. Gala Siswa Indonesia (GSI) 2023 telah selesai digelar. Kompetisi tersebut berhasil dimenangkan oleh Provinsi Lampung sebagai juara pertama. Disusul Provinsi Jawa Tengah di posisi kedua, Provinsi D. I. Yogyakarta pada posisi ketiga, dan Provinsi DKI Jakarta di posisi keempat. Sementara itu, untuk pemenang Gala Siswi Indonesia adalah Juara I diraih Provinsi DKI Jakarta dan Juara II diraih Kota Bekasi. Adapun Tim Fair Play Gala Siswa Indonesia adalah Provinsi D. I. Yogyakarta.
Berikutnya, untuk pemain
penyerang terbaik adalah Farrel Taraka Putra (Jawa Tengah), pemain bertahan
terbaik adalah Fadhil Adgha (D. I. Yogyakarta), pencetak gol terbanyak adalah
M. Dhimas Aditya Wibowo (Jawa Timur), gelandang terbaik adalah Sagara Ibrahim
(DKI Jakarta), serta pelatih terbaik adalah Dwi Iswandi (Lampung).
Kepada para peserta Menteri
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar
Makarim, mengucapkan selamat karena telah berhasil melaju ke tingkat nasional
sebagai langkah awal dalam menggapai prestasi yang lebih tinggi. Untuk
menggapai cita-cita sebagai pesepak bola profesional, Nadiem mendorong para
peserta GSI agar terus berlatih dan berkompetisi dengan sportif.
“Junjunglah tinggi
persahabatan di antara sesama pemain dan jadilah harapan bangsa untuk membawa
Indonesia pada kemajuan di masa depan khususnya di dunia sepak bola,” pesannya
di Sentul, Kabupaten Bogor pada penutupan GSI Tahun 2023, Sabtu (28/10).
Staf Ahli Mendikbudristek
Bidang Manajemen Talenta, Tatang Muttaqin, menyampaikan rasa syukurnya karena
dapat menyaksikan munculnya talenta muda berbakat di masa depan yang memiliki
kemampuan luar biasa di bidang sepak bola.
“Saya bangga, anak-anak
bersaing dengan sportif dan kita saksikan para pemenang merupakan kelompok yang
memiliki kompetensi seimbang. Ini penting dalam menunjukkan bahwa kekuatan
talenta sepak bola kita semakin baik, dan merata dari berbagai provinsi,”
ucapnya.
Dalam arahannya, Mendikbudristek
mengatakan, salah satu kunci perwujudan talenta berbakat adalah kualitas
ekosistem pembinaan yang berkualitas dan berkelanjutan. GSI tingkat SMP sebagai
implementasi atas Instruksi Presiden tentang Percepatan Pembangunan
Persepakbolaan Nasional merupakan upaya Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) dalam menjaring pelajar Indonesia yang
memiliki minat terhadap sepak bola.
“Saya yakin acara ini
menjadi wadah yang melahirkan bibit-bibit sepak bola. GSI juga sebagai
perwujudan semangat Merdeka Belajar dalam mengembangkan potensi dan minatnya,”
tutur Mendikbudristek.
GSI adalah ajang kompetisi
bidang olahraga di bidang sepakbola bagi para peserta didik jenjang Sekolah
Menengah Pertama yang diselenggarakan setiap tahun sekali secara berjenjang dan
bertingkat sejak tingkat Kecamatan, tingkat kabupaten/kota, tingkat provinsi
hingga tingkat nasional. Ajang ini menjangkau 38 provinsi di seluruh Indonesia
dan melibatkan Dinas Pendidikan dan Balai Penjaminan Mutu Pendidikan di daerah.
Ajang GSI adalah salah satu ajang diantara 40 ajang talenta (di bidang
riset-inovasi, seni-budaya, dan olahraga) yang diselenggarakan oleh
Kemendikbudristek melalui Balai Pengembangan Talenta Indonesia (BPTI), Pusat
Prestasi Nasional (Puspresnas).
GSI diselenggarakan sebagai
bagian implementasi dari Intruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2019 tentang
Percepatan Pembangunan Persepakbolaan Nasional sekaligus implementasi kebijakan
Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) dan implementasi dari Manajemen Talenta
Nasional (MTN) di bidang olahraga. Dalam hal ini GSI bertugas untuk
mengidentifikasi bibit-bibit unggul talenta potensial untuk mendukung
pencapaian olahraga prestasi sepakbola nasional melalui pembinaan atlet jangka
panjang.
Pada kesempatan yang sama,
Kepala BPTI, Asep Sukmayadi menyampaikan ucapkan selamat kepada semua pemenang
Gala Siswa Indonesia Tingkat Nasional Tahun 2023. Sedangkan yang belum berhasil
agar tetap bersemangat karena seluruh peserta adalah para pemenang sejati yang
telah memenagkan kesempatan untuk menjadi yang terbaik.
Asep Sukmayadi mengatakan,
GSI adalah kawah candradimuka untuk menanamkan karakter kinerja dan karakter
moral peserta didik yang sportif, jujur, tangguh, pekerja keras,
kolaboratif, serta menumbuhkan karakter kebangsaan, patriotik, penuh persahabatan
dan cinta tanah air.
Dalam laporannya, ia
menyampaikan bahwa di sela-sela kegiatan, juga dilakukan coaching clinic oleh
para legenda sepakbola Indonesia yang sekaligus berperan sebagai tim talent
scouting dalam pelaksanaan GSI.
“Semoga semua ilmu dan
pengalaman yang diperoleh selama pelaksanaan GSI, dapat menjadi bekal untuk
menjadi pemain nasional berkarakter unggul di masa depan,” tuturnya.
Sementara itu, Pelatih Indra Sjafri yang juga menjabat sebagai Direktur Teknik PSSI mengatakan bahwa GSI dimasukkan ke dalam gran desain sepak bola Indonesia sampai tahun 2038. Di mana kompetisi lewat dunia pendiidkan akan menjadi tulang punggung pembinaan sepak bola Indonesia.
“Terima kasih kepada Kemendikbudristek yang secara konsisten melaksanakan GSI pertama hingga keenam. Selama pandemi kami tetap melaksanakan kompetisi secara virtual,” ucap Indra.
Ia juga menjelaskan bahwa kompetisi bukan satu-satunya dalam membina pemain sepak bola. Ada lima faktor dalam menciptakan kualitas persebakbolaan Indonesia menjadi lebih baik. Seluruh pemangku kepentingan harus bergotong royong menyediakan 1) infrastruktur, 2) kurikulum, 3) pengembangan pelatih, 4) pengembangan pemain, dan 5) kompetisi.
“Kompetisi ini ibarat ‘Ujian Nasional’. Kalau infrastruktur, lapangan
bertanding, guru yang mengajar serta kurikulumnya tidak bagus, pasti
murid-muridnya tidak berkualitas. Kemudian jika murid tersebut kita uji melalui
kompetisi, tentu hasilnya juga tidak bagus,” jelasnya.
Oleh karena itu,
infrastruktur olah raga yang bagus perlu terus ditingkatkan di berbagai daerah.
Di mulai dari menyediakan lapangan bagus di pedesaaan karena anak-anak yang
bertalenta olah raga membutuhkan banyak ruang untuk bergerak dan berolah raga.
Indra berharap, dari desa akan muncul bibit pesepak bola masa depan.
“Kepada anak-anak saya
berpesan, sepak bola tidak hanya tentang kalah dan menang. Banyak nilai lainnya
yang bisa diambil dari sepak bola. Kemenangan yang dicapai dengan cara-cara
yang tidak baik itulah kekalahan yang hakiki. Tetapi kekalahan yang kalian
sudah perjuangkan dengan baik, itulah kemenangan yang sebenarnya,” tutur Indra.
Tidak ada komentar
Posting Komentar