Calvin Shevchenko dan Nicholas Sidik Raih Medali Perak IBO ke-34 Tahun 2023
Calvin Shevchenko (Siswa SMA Katolik St. Louis 1 Surabaya), dan Nicholas Sidik (siswa SMA Methodist 2 Medan) Raih medali perak dalam (IBO) ke-34 Tahun 2023. Siswa Indonesia kembali menorehkan prestasi di kancah Internasional. Kali ini, sebanyak empat orang siswa Indonesia berhasil meraih dua medali perak dan dua medali perunggu di ajang Olimpiade Biologi Internasional atau International Biology Olympiad (IBO) ke-34 yang diselenggarakan di Al Ain, Uni Emirat Arab.
Selain Calvin Shevchenko (Siswa SMA Katolik St. Louis 1 Surabaya), dan
Nicholas Sidik (siswa SMA Methodist 2 Medan) yang Raih medali perak dalam (IBO)
ke-34 Tahun 2023, Nakeisha Jovita Purnomo yang berasal dari SMAK PENABUR
Gading Serpong dan Mariel Chrysantha Tampubolon, siswa SMAN 2 Kota Tangerang
Selatan berhasil medali perunggu.
Staf Ahli Menteri
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Bidang Manajemen
Talenta, Tatang Muttaqin, menyambut kedatangan para siswa yang mengharumkan nama
Indonesia tersebut di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta. Di hadapan para siswa
berprestasi, Tatang menyampaikan rasa bangga atas raihan yang dicapai.
“Atas nama Kemendikbudristek
kami sangat bangga kepada adik-adik yang telah mengikuti Olimpiade Biologi
Internasional dan mendapatkan dua medali perak serta dua medali perunggu. Tentu
ini menjadi kebanggaan nasional dan akan menjadi inspirasi bagi siswa-siswa
lainnya untuk terus berprestasi,” tutur Tatang di Tangerang.
Sebagai bentuk apresiasi
pemerintah, Tatang menyampaikan bahwa Kemendikbudristek telah memiliki Sistem
Informasi Manajemen Talenta (SIMT). Sistem tersebut akan berisikan informasi
tentang siswa berprestasi dan dapat dijadikan referensi untuk dapat mengikuti
seleksi Beasiswa Indonesia Maju (BIM) atas prestasi yang telah diraih.
Senada dengan Tatang,
pelaksana tugas (Plt.) Kepala Pusat Prestasi Nasional Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Hendarman, mengapresiasi
para siswa peraih medali dalam IBO. Ia juga berharap agar capaian dari para
siswa peraih medali tersebut dapat menginspirasi anak-anak Indonesia lainnya.
Sebagai bentuk dukungan,
Hendarman menyampaikan bahwa dari keempat peraih medali, tiga di antaranya
sudah termasuk penerima Beasiswa Indonesia Maju. Sedangkan satu siswa yang
belum masuk BIM masih berada di kelas XI sehingga belum bisa mengikuti proses
BIM, selanjutnya akan mengikuti proses BIM saat di kelas XII.
“Satu di antara mereka yaitu
Mariel Chrysantha Tampubolon akan berangkat ke University of California San
Diego, Amerika Serikat, pada September tahun ini. Jadi ini merupakan bukti
bahwa Kemendikbudristek merekrut siswa berprestasi untuk mendapatkan kesempatan
melanjutkan pendidikan tinggi melalui BIM,” tutur Hendarman.
Mariel Chrysantha
Tampubolon, siswi SMAN 2 Kota Tangerang Selatan, mengungkapkan kebahagiaannya
setelah berhasil meraih medali perunggu dalam IBO. Ia menyampaikan apresiasi
kepada Kemendikbudristek yang telah memfasilitasinya hingga berhasil meraih
medali dalam ajang IBO hingga mendapatkan beasiswa melanjutkan pendidikan ke
University of California San Diego, Amerika Serika. Selain itu, Mariel juga
menceritakan proses persiapan yang dilakukannya sebelum berangkat ke Al Ain,
Uni Emirat Arab.
“Saya belajar banyak dari
membaca buku, latihan soal, dan membiasakan diri memiliki rasa ingin tahu yang
besar. Selain itu, saya juga belajar dari tim pembina yang disiapkan oleh
Kemendikbudristek hingga bisa mengikuti IBO dan mendapatkan medali perunggu,”
ujar Mariel.
Berbagi pengalamannya saat
mengikuti IBO, Mariel menyampaikan pesan kepada seluruh siswa di Indonesia yang
ingin mengikuti jejaknya agar terus semangat meraih pencapaian yang lebih
tinggi. “Terus belajar, semangat untuk membaca buku dan tetap latihan
mengerjakan soal-soal dari buku maupun yang ada di laman IBO,” pesan Mariel.
Senada dengan Mariel,
Nicholas Sidik, siswa peraih medali perak dalam IBO juga turut bangga dapat
berkontribusi mewakili Indonesia dalam ajang internasional. Baginya, mengikuti
IBO menjadi salah satu pengalaman yang menyenangkan.
“Bisa mengikuti IBO itu
sangat menyenangkan. Teman-teman di sana sangat beragam dan menyenangkan,
semuanya seru,” tutur Nicholas.
Kepada teman-teman yang
ingin mengikuti olimpiade, Nicholas berbagi tips agar menguasai tentang konsep
dasar biologi. Selain itu, sering berlatih mengerjakan soal dari buku maupun
laman juga menjadi salah satu kunci keberhasilan yang diraih Nicholas.
“Biologi itu seru dan
menyenangkan. Walaupun terkadang harus menghafal, namun ketika kita mengerti
dan menguasai konsepnya maka semua akan menjadi mudah,” ujar Nicholas.
IBO merupakan kompetisi
bergengsi tahunan bagi siswa SMA yang berbakat dalam bidang biologi. Tahun ini,
IBO diselenggarakan secara luring pada 3–11 Juli 2023 dan diikuti oleh 300
siswa dari 89 negara. Jumlah tersebut menjadi sejarah peserta terbanyak
sepanjang pelaksanaan IBO.
Saat mengikuti IBO, para
siswa menjalani tes praktikum dan tes teori dengan komposisi penilaian 50:50.
Tes praktikum terdiri dari empat topik yaitu molekuler biologi tumbuhan,
bioinformatika, ekologi-etologi, dan biokimia. Setiap siswa diberikan waktu
selama 90 menit untuk melakukan eksperimen berdasarkan soal dari panitia.
Sedangkan pada tes teori,
peserta diberikan waktu selama 3 sampai 3,5 jam untuk menganalisis dan
memecahkan masalah dari berbagai aspek biologi mulai dari pemahaman konsep,
pengetahuan praktis dan analitik, serta penerapan aplikasi biologi.
Selama mengikuti IBO, para
siswa Indonesia juga didampingi oleh lima pendamping yang turut berperan
sebagai juri internasional. Mereka adalah Agus Dana Permana, Ahmad Faizal, dan
Dian Rosleine dari Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati Institut Teknologi Bandung
(SITH-ITB), serta Titis Setiyobudi dan Fauzi Ramadhani Nasution dari Tim
Olimpiade Biologi Indonesia (TOBI).
Dijelaskan Ahmad Faizal,
pelaksanaan IBO tahun ini berjalan lancar dan para siswa Indonesia sudah
berusaha memberikan yang terbaik. Menurutnya, dari segi kualitas soal, tahun
ini UEA melibatkan beberapa juri internasional untuk membantu mereka dalam
mendesain soal tes. Hal ini tercermin dengan peningkatan kualitas soal yang
diujikan.
“Secara performa, siswa
Indonesia di atas rata-rata dari peserta negara lain, walaupun pada kenyataanya
belum termasuk dalam 10 persen terbaik yang berhak mendapatkan medali emas,”
jelas Ahmad Faisal.
Selanjutnya, Tim Olimpiade
Biologi Indonesia akan melakukan evaluasi atas prestasi yang diraih di IBO 2023
serta menyiapkan berbagai strategi agar Indonesia dapat kembali merebut medali
emas IBO 2024 yang akan digelar di Astana, Kazakhstan.
Tidak ada komentar
Posting Komentar